Jangan Malu Jadi Tukang Ojek, Pekerjaan Alternatif yang Menghasilkan
Sepeda motor bagi Hamim (40) warga desa Karangrandu kecamatan Pecangaan kabupaten Jepara merupakan alat pencari nafkah sehari-harinya, dengan sepeda motor itu ia dapat menghidupi anak dan istrinya . Pekerjaan sebagai tukang ojek ia jalani jauh sebelum ia berumah tangga , ketika itu ia baru lul us dari madrasah Tsanawiyah atau setingkat SMP karena untuk melanjutkan sekolah tidak ada biaya karena ditinggal mati ayahnya iapun mencoba bekerja sebisanya. Kebetulan kakaknya mempunyai profesi sambilan sebagai tukang ojek , yaitu mengantarkan tetangganya atau siapa saja yang ingin ke kota atau tempat lain menggunakan kendaraaan roda dua atau sepeda motor. Suatu hari kakaknya ada keperluan maka iapun disuruh untuk menggantikan kerja kakaknya , yaitu mengantarkan pelanggannya membawa dagangan ke pasar. Awalnya ia takut karena naik sepeda motornya belum pandai , namun karena keseringan menggantikan kakaknya itu maka iapun jadi terbiasa, bahkan oleh kakaknya iapun dibelikan kendaraan sepeda motor dengan cara ngangsur atau kredit. Hamim Ojek Motor sejak muda “ Setelah punya motor sendiri meskipun dengan cara kredit saya jadi semangat untuk ngojek , selain bisa mejeng pakai motor juga dapat duit untuk beli bensin , sisanya untuk bayar angsuran dan sisanya lagi bisa ditabung.
Setelah banyak pelanggan saya jadi jatuh cinta pada pekerjaan ojek ini , bahkan setelah rumah tangga pekerjaan ojek saya tekuni sampai sekarang “, ujar Hamim yang setiap hari mangkal di Pasar Baru desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Jepara. Hamim yang mengaku telah beranak dua mengatakan , pekerjaan ojek baginya merupakan pekerjaan pokoknya meskipun dihitung penghasilannya tidak begitu besar namun setiap harinya bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari walau dengan kondisi sederhana. Oleh karena itu dari pagi hingga sore ia membawa sepeda motor kesayangannya itu ke pangkalan ojek untuk menunggu orang yang ingin diantarkan kemana saja . Jika pagi hari ia mangkal di Pasar Baru desa Kedungmutih menunggu para bakul pelanggannya untuk mengantarkan dagangan dari pasar ke rumahnya masing-masing, dari pagi sampai siang ia bisa mengantarkan 4-5 pelanggannya.
Sorenya setelah beristirahat sejenak di rumah iapun kembali keluar untuk mangkal di pertigaan Pecangaan Jepara yang menjadi pangkalan keduanya karena ia mempunyai kartu anggota untuk mangkal ditempat ini. Dari pertigaan Pecangaan ini jika kondisi ramai ia bisa mengantarkan 2 -3 orang , namun jika kondisi sepi paling sehari dapat 1 penumpang bahkan kadang-kadang hanya nongkrong saja melihat lalu lintas sekitar. “ Ya bagi saya pekerjaan ojek ya lumayan hasilnya , jika mau keluar seharian dari pagi hingga sore kita bisa membawa pulang uang Rp 50 ribu – 60 ribu seharinya. Oleh karena itu pekerjaan ojek ini bagi saya merupakan pekerjaan pokok saya , sambilan saya menggarap sawah jika musim tanam padi, sedang istri dirumah membantu dengan terima pekerjaan jahit dari usaha konveksi milik tetangga.
Semua itu untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga Alhamdulillah cukup meski kondisi seadanya namun kami sekeluarga merasa bersyukur “, aku Hamim yang dapat membuat rumah dari hasil mengojek. Maksum tukang ojek dari desa Kedungmutih kecamatan Wedung kabupaten Demak mengatakan bekerja sebagai tukang ojeng baginya merupakan pekerjaan utama , dari semenjak masih bujangan dia sudah mengoperasikan sepeda motor sebagai angkutan orang maupun barang. Dari hasil mengojek ini dia bisa menyisihkan sebagian penghasilannya untuk membeli sepeda motor lagi yang kemudian disewakan pada orang yang membutuhkan.
Dari mengojek selama lebih dari 25 tahun , selain dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari ,menyekolahkan anak dia dapat menambah sepeda motor rentalnya yang kini menjadi 5 motor. Oleh karena itu bagi yang belum mempunyai pekerjaan tetap dan mempunyai kendaraan roda dua dapat memilih pekerjaan ojek sebagai alternative untuk mendapatkan penghasilan . Tukang ojeg mangkal di depan pasar Baru Kedungmutih Memang bagi yang belum merasakan hasil dari ngojek ini memandang sebelah mata pekerjaan ini ,namun setelah menekuni dengan sungguh-sungguh usaha ojek ini bisa digunakan untuk menopang hidup sehari-hari .
Dengan modal bensin 2 liter seharga Rp 10.000,- jika mangkal pagi sampai sore maka kita dapat mendapatkan hasil Rp 40 ribu – Rp 60 ribu bersih. Oleh karena selain Pak Maksum masih ada puluhan orang yang menekuni pekerjaan sebagai tukang ojek ini . Hal ini bisa dilihat ditempat-tempat keramaian seperti pasar ,terminal, perempatan banyak sepeda motor tukang ojek yang diparkir menunggu kedatangan penumpang yang membutuhkan jasanya. Disisi penumpangnyapun ada rasa membutuhkan karena dengan naik ojeng ini penumpang atau barang dapat sampai depan rumah ,tidak seperti naik angkot atau kendaraan angkutan lainnya. “ Dulu saya ngojek merasa malu , namun setelah merasakan hasil dari ngojek ini cukup lumayan saya tidak malu lagi , apalagi saat ini saya mempunyai pelanggan ojek lebih dari 5 orang,sehingga dari pelanggan saja saya dapat penghasilan bersih 40 ribu sehari. Jika ditambah dengan penumpang yang lain penghasila rata-rata dari mengojek ya 60 ribu seharinya “, ujar Ali Muhlis (45) teman Maksum yang setiap hari juga mangkal di pasar baru Kedungmutih Demak. (FM) Fatkhul Muin Pengelola Blog : Pusat Informasi Masyarakat Pesisir (http: www.For-Mass.Blogspot.com
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ardans/jangan-malu-jadi-tukang-ojek-pekerjaan-alternatif-yang-menghasilkan_550058a4a333115372510a13